Ayat Bacaan : Kejadian 14:1-16; Markus 11:23, 24 “Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar musuh sampai ke Dan” (Kejadian 14:14).
Tidak salah bila Allah memakai Abram sebagai bapa orang percaya, sebab dia mempunyai beberapa kelebihan. Terlepas dari kelemahan-kelemahannya, Allah tetap berkenan kepadanya dan tidak mengurungkan niat-Nya untuk memilih Abram. Dari pembacaan ayat hari ini kita melihat 2 karakter yang baik dari Abram:
- Pertama, Abram tidak menikmati berkatnya sendiri sementara orang lain menderita. Abram tidak bisa tidur dengan nyenyak sementara Lot dan keluarganya tertangkap oleh musuh. Sebenarnya bisa saja Abram masa bodoh atau acuh saja terhadap berita mengenai masalah yang dihadapi keponakannya itu. Tetapi itu bukanlah sifat Abram. Hatinya tidak rela melihat orang lain menderita. Sikap ini seharusnya kita miliki. Melihat orang lain menderita dan dosa merajalela seharusnya hati kita sedih dan menangis. Sementara kita bisa menikmati kasur yang empuk, namun ada orang lain yang tidur di emperan toko beralasan kertas koran. Setidak-tidaknya kita tekun berdoa syafaat dan kalau ada berkat yang bisa dibagikan, ya berikanlah kepada mereka yang kekurangan.
- Kedua, Abram menghadapi musuh dengan iman. Ia hanya memerintahkan 318 orang yang terlatih untuk menghadapi musuh yang demikian besarnya dengan tujuan membebaskan Lot, keluarganya, dan harta bendanya. Ingatlah bahwa musuh yang dihadapi oleh Abram baru saja menaklukkan hampir seluruh daerah di Kanaan. Ini artinya betapa kuatnya musuh itu. Apakah Abram tidak tahu lalu membabi buta dan dengan emosional mengirimkan pasukannya itu? Tidak! Abram tahu. Namun ia bersandar kepada Allah. Dia tidak ragu lagi, sebab ia yakin bahwa Allah sanggup melakukan perkara yang besar. Dan apabila Anda menghadapi situasi yang sama dengan apa yang dihadapi oleh Abram, ingatlah akan kekuatan Allah. Ingatlah akan pekerjaan Allah yang dahsyat yang dinyatakan melalui umat-nya yang kecil. Ingatlah Daud yang mengalahkan Goliat. Ingatlah bangsa Israel yang merobohkan tembok Yerikho. Ingatlah Musa yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Pekerjaan Allah dinyatakan kepada orang kecil yang mempunyai iman yang teguh. Kalau persoalan Anda setinggi gunung Himalaya, hadapilah dengan kuasa dan kekuatan Allah.
Renungan: Abram memang bukanlah manusia sempurna, namun ia berkenan kepada Allah. Karakter dan sikapnya dapat menjadi teladan bagi kita.
Kemenangan orang benar itu tidak lain hanya karena iman.
No comments:
Post a Comment