Ayat Bacaan : Kejadian 38:1-30; 2 Korintus 6:14 “Pada waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan menumpang pada seorang Adulam, yang namanya Hira” (Kejadian 38:1).
Perjalanan hidup Yehuda tidaklah mulus. Ada insiden dalam keluarganya yang akhirnya tanpa disadarinya dia tidur dengan Tamar yang notabene merupakan menantunya sendiri. Kalau anda membaca seluruh cerita ini ada kisah sedih dalam keluarga Yehuda. Kedua anaknya meninggal dan tidak meninggalkan keturunan. Semuanya itu diawali dengan komprominya. Sebab ia meniggalkan saudara-saudaranya dan menumpang pada seorang bernama Hira yang tinggal di Adulam. Masalahnya dia tertarik dan jatuh cinta dengan seorang bernama Syua. Anda tentu ingat bagaimana Abraham sendiri berhati-hati memilihkan jodoh bagi Ishak, anaknya. Dia melarang anaknya menikah dengan seorang yang bukan dari sanak saudaranya (Kej. 24:4). Tetapi Yehuda dengan sembarangan mengambil seorang perempuan dari Kanaan. Sedikit banyak cara pola hidup Yehuda dipengaruhi istrinya yang belum kenal dengan Allah yang benar.
Kompromi yang satu berlanjut kepada kompromi-kompromi yang lain. Setelah itu dia berbohong kepada Tamar untuk menikahkan anak yang ketiga dengan Tamar, supaya keturunannya berlanjut. Dan itu berakibat pada insiden di mana pada suatu hari Yehuda tidak mengenal Tamar yang berkerudung lalu menidurinya.
Kompromi selalu berakibat buruk. Kompromi itu biasanya dimulai dengan perkara yang kecil. Ah itu tidak apa-apa! Ah itu sih sudah biasa! Ah itu sih kecil dampaknya! Kalau Anda merasa Anda mulai akan melakukan kompromi maka kembalilah kepada jalan yang benar. Masih jauh lebih ringan ketika Anda baru akan melakukan kompromi daripada Anda sudah terlanjur berjalan terlalu jauh. Yang terbaik adalah jangan melakukan kompromi sekecil apapun.
Kita mendengar cerita-cerita pilu dari mereka yang melakukan kompromi. Dari sejak zaman dahulu sampai sekarang masih banyak orang yang tidak tahan untuk tidak tergoda masuk dalam wilayah kompromi. Sebagian dari mereka tersadar lalu cepat-cepat kembali, tetapi yang lain keterusan sampai akhirnya mereka tersadar bahwa mereka berjalan sudah terlalu jauh dalam daerah kompromi. Akhirnya mereka menuai dari komprominya itu.
Renungan: Marilah kita menjadi umat Allah tanpa kompromi. Gereja Tuhan yang tidak mengenal kompromi akan membarakan api kebangunan rohani. Api kudus Allah tidak bisa dicampurkan dengan api yang asing. Api Roh Kudus akan dibarakan oleh orang-orang yang tidak mengenal kompromi.
Kompromi selalu menghasilkan kisah pilu.
No comments:
Post a Comment