Thursday, April 20, 2017

3 Tingkatan Kedewasaan

Ayat Bacaan : Ulangan 14:1-21; Matius 25:14-30
“sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, dan engkau dipilih TUHAN untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi” 
(Ulangan 14:2).

Posisi anak-anak Allah sebagai umat pilihan Allah adalah jelas. Tuhan memilih kita untuk dijadikan umat kesayangan. Tetapi di dalam kekristenan kita mengenal 3 tingkatan kedewasaan kerohanian seseorang: dipilih, dipanggil, dan setia. Ini seperti Daud. Daud dipanggil menjadi raja pada usia 17 tahun, ketika ia diurapi oleh Nabi Samuel di Betlehem. Lalu dia dipilih (sebagai raja atas Yehuda) ketika ia diurapi di Hebron. Dan akhirnya ia berlaku setia, lalu Allah mengurapi dia menjadi raja atas seluruh Israel di Yerusalem.

Jadi menjadi orang Kristen saja tidak cukup. Tuhan mau ada peningkatan di dalam pertumbuhan rohani Anda. Ada orang Kristen yang hanya bangga saja pada taraf dipanggil. Ada juga yang sampai dipilih. Tetapi kita harus terus maju sampai setia – menjadi hamba yang setia kepada tuannya.

Banyak orang salah mengukur keberhasilan seorang Kristen. Sebab mereka mengukur dengan materi. Kalau ada orang Kristen yang menjadi konglomerat, maka mereka membuat suatu kesimpulan bahwa orang itu sukses. Kalau ada orang Kristen mendapatkan kedudukan tinggi di sebuah perusahaan, maka mereka juga mengacungkan jempol dan berkata, “Orang ini sukses menjadi orang Kristen.” Apakah itu parameternya? Tidak!

Coba Anda baca perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30). Dan seorang yang berhasil menggandakan talenta itu, apa kata Tuhan? Apa Tuhan berkata, “Hai hambaku yang baik dan sukses….”? Tidak! Bukan itu yang dikatakannya! Melainkan, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan SETIA…..!” (Matius 25:23). Anda garis bawahi kata “SETIA” itu.

Menjadi orang yang sukses masih lebih mudah daripada menjadi orang yang setia. Tetapi kita semua dipanggil untuk menjadi setia. Tahukah Anda bahwa Yesus disebut dengan “Saksi yang setia” (Wahyu 1:5)? Sebab Dia setia kepada Bapa dan taat sampai mati, maka Bapa menganugerahkan kepada-Nya nama di atas segala nama (Filipi 2:8-11).

Pada suatu hari, Mark Hatfield bersama dengan Ibu Teresa (Mother Teresa) mengunjungi suatu tempat yang disebut “Rumah Sekarat” (House of Dying), di mana anak-anak sedang menunggu ajal berjajar menanti maut menjemput dan sebagian ratusan lagi menanti uluran perawatan medis. Menyaksikan Ibu Teresa yang penuh dengan belas kasihan merawat dan melayani orang-orang itu, hati Hatfield begitu tersentuh. Lalu ia mengajukan pertanyaan, “Bagaimana Anda dapat menanggung beban seperti ini?” Ibu Teresa menjawab, “Tuan Senator, saya dipanggil bukan untuk menjadi orang yang sukses. Saya dipanggil untuk menjadi orang yang setia.”  Apakah Anda juga dipanggil menjadi orang yang setia?

Renungan:
Kita semua wajib mencapai taraf kesetiaan yang tidak diragukan lagi. Jangan setia hanya pada saat-saat tertentu saja. Setialah sampai selama-lamanya!

Kesetiaan adalah kunci menuju kemenangan bersama Kristus.

No comments:

Post a Comment