Ayat Bacaan : Hakim-Hakim 11:1-11; 1 Korintus 1:4
“Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead” .
(Hakim-Hakim 11:1).
Tidak ada satu pun manusia yang berharap menjadi anak sundal, entah itu karena ayahnya yang tidak jelas identitasnya atau karena sebab lain. Dan Taurat sendiri melarang orang sundal masuk ke dalam jemaat Tuhan (Ulangan 23:2). Jadi posisi Yefta sebagai anak dari perempuan sundal amatlah tidak menguntungkan. Tetapi sekali lagi kita dibuat terpesona oleh kasih karunia Allah. Di dalam diri Yefta Allah melihat sesuatu yang lain. Sesuatu yang membuat Allah memakai Yefta sebagai alat-Nya.
Beberapa waktu lalu bersama dengan anak-anak Tuhan lainnya kami mengunjungi panti asuhan. Di sana bayi-bayi dan anak-anak sedang meratapi nasibnya, sebab sebagian besar di antara mereka adalah anak-anak yang tidak dikehendaki oleh orang tua mereka. Tatapan mereka sepertinya mengharapkan belaian ibu dan ayahnya. Tetapi apa mau dikata? Yang membelai mereka adalah para perawat dan pengasuh yang dengan rela hati memberikan kasih kepada mereka. Tetapi di mata Allah, mereka adalah anak-anak yang berhak atas kasih-Nya. Dan mereka juga mempunyai hak yang sama untuk dipakai oleh Allah.
Yefta adalah contohnya. Secara hukum masuk ke jemaah Allah saja dilarang apalagi menjadi alat bagi Allah. Tetapi Allah kita kaya dengan rahmat. Dia curahkan itu kepada Yefta, sehingga dia menjadi hakim di Israel selama 6 tahun.
Kalau Anda terlahir sebagai anak yang tidak tahu siapakah orang tua Anda, janganlah kecil hati. Allah mencari Anda untuk dipakai sebagai alat-Nya sebagaimana Dia memakai Yefta. Kekurangan kasih sayang dari orang tua tidaklah menjadi masalah bila Anda tahu bahwa Allah amat menyayangi Anda. Bagi Allah tidak ada perbedaan apakah Anda terlahir sebagai anak yang mempunyai orang tua lengkap ataukah anak yang tidak tahu asal-usulnya.
Kita selalu dibuat kagum dengan kasih karunia Allah. Orang-orang yang berada di kasta bawah tidak lagi kehilangan kesempatan untuk menikmati kasih karunia Allah.
Renungan:
Yefta memang anak perempuan sundal, tetapi Allah memakainya. Tidak ada halangan bagi Allah untuk memakai anak-anak yang terbuang. Setiap orang mempunyai kans yang sama untuk dipakai oleh Allah.
Kasih karunia Allah mendudukkan manusia rendah pada kemuliaan-Nya.
No comments:
Post a Comment