Ayat Bacaan : 1 Samuel 25:1-44; Efesus 5:22-27
“Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat”
(1 Samuel 25:3).
Cerita mengenai Beauty and The Beast begitu populer. Kisah yang diangkat ke layar perak tersebut memang populer. Tetapi fakta dalam rumah tangga berbicara lebih kuat dari yang ada di film. Banyak istri atau suami yang mengeluh mengenai pasangannya. Mereka seolah-olah berada dalam sebuah perahu retak yang siap tenggelam. Suami / istri yang dahulu mereka nikahi berubah seratus delapan puluh derajat. Pasangan mereka seolah-olah berubah menjadi “monster”.
Abigail dan Nabal adalah contoh kisah Beauty and The Beast. Alkitab berkata bahwa Abigail adalah seorang wanita yang cantik, baik, dan mulia hatinya, tetapi suaminya, Nabal, kasar dan jahat! Sebelum Anda protes, saya terlebih dahulu sudah protes. Mengapa wanita yang cantik nan baik harus bersanding dengan seorang bandit?
Dalam dunia nyata ini, kisah di atas masih banyak terjadi. Atau Andakah orangnya yang saat ini mengiyakan bahwa Anda adalah seorang beauty dan pasangan Anda adalah the beast-nya? Kalau memang benar, bukanlah jalan yang benar kalau Anda memutuskan untuk mencari penggantinya. Inilah yang banyak dilakukan oleh manusia! Tetapi bukanlah Anda! Setuju? Allah tidak pernah berkata bahwa pernikahan itu ada “ban serepnya” – kalau tidak cocok dengan pasangan, bisa diganti dengan lainnya. Dalam kasus Abigail ini, kita melihat perkara ajaib yang dikerjakan oleh Allah. Dalam peristiwa ini kita melihat Allah bekerja dalam kehidupan Daud dan sekaligus Abigail.
Daud dan Abigail tidak perlu menggunakan caranya sendiri untuk mengatasi masalahnya masing-masing. Bagi Abigail tentunya tinggal seatap dengan pria yang kasar dan jahat pastilah bak tinggal di dasar neraka. Tetapi perhatikan bahwa Abigail tidak pernah membalasnya dengan kejahatan, bahkan Abigail tidak melarikan diri. Bagi Daud ia memang berikhtiar untuk membalasnya, tetapi Allah tidak mau tangan Daud kotor oleh penumpahan darah. Jadi Allahlah yang bertindak sebagai hakim dan Dia yang menyingkirkan Nabal.
Kalau Anda merasa senasib dengan Abigail, janganlah berpikir untuk menggunakan cara Anda. Serahkanlah kepada Allah supaya Dia bertindak. Tetapi juga janganlah Anda meminta Allah untuk meletakkan bom di bagasi mobilnya. Berdoalah di dalam kesabaran dan kasih.
Renungan:
Tidak ada yang salah dengan pernikahan Anda. Tidak perlu disesali kalau Anda merasa bahwa Anda tidak berbahagia. Yang perlu Anda lakukan adalah bersabar dan menantikan Allah bekerja dalam waktu-Nya.
Orang bodoh melakukannya dengan tergesa-gesa dan menggunakan caranya sendiri.
No comments:
Post a Comment