Wednesday, March 9, 2016

Memulihkan Hubungan Yang Rusak

Ayat Bacaan : 1 Yohanes 2:22-25; Mazmur 118:14 “Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal” (1 Yohanes 2:25).

Dwight L. Moody pernah berkata, “Masalah besar yang terjadi bila orang menerima segala sesuatu secara umum, dan tidak mengambil untuk dirinya sendiri. Misalnya bila seorang yang berkata seperti ini kepada saya, ‘Moody, ada seorang di Eropa yang meninggal dunia minggu lalu, dan meninggalkan uang 5 juta dolar untuk seseorang. ’Oh ya? Aku tak meragukannya, dan hal itu biasa terjadi.’ Dan aku tidak akan berpikir lebih jauh lagi mengenai hal ini. Tetapi seandainya dia berkata, ‘Tetapi dia meninggalkan uang itu untukmu.’ Lalu aku akan menaruh perhatian; Aku akan berseru, ‘Padaku?’ ‘Ya, ia meninggalkan uang itu untukmu.’ Tiba-tiba saja aku menjadi begitu tertarik dan pasti terperanjat dalam sukacita. Dan aku ingin tahu lebih jelas lagi mengenai hal ini. Begitu juga ketika kita berpikir mengenai kematian Kristus bagi orang berdosa; Dia mati bagi setiap orang, dan tidak secara khusus menyebutkan nama seseorang. Tetapi setelah kebenaran itu datang kepadaku bahwa hidup kekal itu MILIKKU, dan seluruh kemuliaan surgawi itu MILIKKU, saya mulai tertarik. Aku berkata, ‘Di mana pasal dan ayatnya yang menyebutkan demikian?’ Bila aku berada di tengah-tengah orang berdosa, maka aku menjadi seperti mereka, tetapi keselamatan menjadi milikku dan kuyakin sampai selama-lamanya.”

Saudara, Yesus datang supaya manusia dapat menerima hidup yang kekal. Perhatikan frasa ‘hidup yang kekal’. Ada yang menarik? Apakah ‘hidup yang kekal’ itu cuma iming-iming pendeta supaya gerejanya penuh? Jelas tidak! Hidup yang kekal bukan sekedar Anda menerima tiket untuk masuk ke surga, tetapi ‘hidup yang kekal’ mempunyai sasaran utama: pemulihan hubungan antara Allah dan manusia. Anda tentu tahu bahwa hubungan yang baik itu hancur gara-gara nenek moyang kita pertama melanggar firman Allah. Dan sejak saat itu maut dan kematian menguasai manusia. Jadi Yesus perlu datang sebagai korban supaya hubungan yang sudah rusak itu bisa dipulihkan lagi dan manusia bisa lagi mendapat tempat di surga dan hati Allah.

Keselamatan ini adalah untuk semua. Pandanglah setiap anggota keluarga Anda atau teman-teman Anda yang belum menerima Yesus, untuk mereka juga Yesus telah mati. Apakah mereka harus mati dalam ketidaktahuan bahwa Anak Allah telah berkorban buat mereka? Pikirkan hal ini.

Renungan: Mari kita berdoa, kali ini bukan untuk jiwa-jiwa terhilang, tetapi untuk gereja Tuhan yang malas memberitakan Injil. Berdoalah supaya Allah menepuk gereja yang tertidur itu dan supaya mereka bangkit sebagai pembawa kabar baik itu. Hidup yang kekal diberikan kepada manusia yang tahu menghargai kasih karunia Allah.

No comments:

Post a Comment