Friday, August 5, 2016

Kisah Yang Tragis

Ayat Bacaan : Kejadian 19:1-29; Lukas 17:32 "Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam" (Kejadian 19:26).

Karena salah memilih tempat itulah maka istri Lot menjadi korban. Sebelum perpisahan dengan Abraham, Lot dan istrinya pastilah melihat kehidupan Abraham yang beribadah kepada Allah yang benar. Tetapi setelah Lot memilih untuk tinggal dekat dengan Sodom, maka semuanya berubah. Saya yakin kalau istri Lot berteman dengan orang-orang Sodom yang terkenal dengan kejahatannya. Jadi ketika hukuman Allah diberitakan, mereka sebenarnya dengan berat hati meninggalkan tempat mereka. Di samping harta mereka yang banyak, teman-teman mereka juga tidak sedikit jumlahnya.

Kisah istri Lot memang tragis, sebab dia menjadi tiang garam. Hatinya masih berpaut pada Sodom. Tidak bisa begitu saja ia melupakan kenangan yang manis dengan penduduk Sodom. Yesus berkata, "Ingatlah akan isteri Lot" (Lukas 17:32)! Ya, istri Lot haruslah menjadi peringatan bagi setiap orang percaya pada akhir zaman ini.

Alkitab memberikan nasihat, "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik" (1 Korintus 15:33). Dengan siapa Anda bergaul, itulah Anda. Kita kerap kali meremehkan pemilihan teman ini. Kita berusaha menarik mereka untuk berpihak kepada keyakinan kita, namun kenyataannya adalah sebaliknya. Ingatlah akan istri Lot. Dia tidak rela kehilangan teman-temannya, meskipun ia seharusnya tahu bahwa teman-temannya yang berasal dari Sodom itu tidak ada yang memberikan pengaruh yang baik. Justru kerohaniannya semakin melemah.

Satu hal lagi, istri Lot kelihatannya tidak rela kehilangan harta bendanya. Hatinya terlalu cinta dengan emas dan berlian yang tersimpan di dalam peti yang terkunci rapat. Sebenarnya mungkin ia hendak merapikan dan membawa barang-barang berharga, namun malaikat Allah keburu menyuruhnya agar segera berangkat (ayat 16). Malaikat Tuhan melihat bahwa nyawa mereka lebih penting daripada segala harta.

Adalah hal yang amat bodoh bila manusia lebih sayang hartanya daripada nyawanya. Dunia yang dipenuhi dengan aroma materialistis ini menciptakan manusia yang materialistis pula. Jadi tidak heran bila manusia sayang harta lebih daripada nyawanya sendiri.

Renungan: Ingatlah akan istri Lot yang menjadi tiang garam karena kebodohannya. Janganlah mengulangi kekeliruannya.

Cinta pada emas menghasilkan kebinasaan, tetapi cinta pada Yesus menghasilkan hidup kekal.

No comments:

Post a Comment