Ayat Bacaan : Keluaran 22:28-31; Roma 12:1 “Janganlah lalai mempersembahkan hasil gandummu dan hasil anggurmu. Yang sulung dari anak-anakmu lelaki haruslah kaupersembahkan kepada-Ku” (Keluaran 22:29)
Pola mengenai persembahan kepada Allah telah ditunjukkan dengan kisah Kain dan Habel. Mereka adalah keturunan langsung manusia mula-mula, namun toh mereka tahu bahwa persembahan adalah bagian dari peribadahan kepada Allah. Cara mereka melakukannya memang sederhana. Mungkin tidak didahului dengan ritual-ritual khusus atau pujian-pujian, namun mereka telah melakukan sesuatu dengan benar.
Cara purba atau kuno seperti ini berlanjut sampai kini. Gandum dan anggur melambangkan harta kita. Dari harta itu kita bisa persembahkan kepada Allah. Kalau dipikir-pikir sebenarnya untuk apa Allah menyuruh kita memberikan harta kepada Allah, padahal Dia adalah Allah penguasa yang mempunyai seluruh isi harta dunia ini? Saya yakin ini merupakan tradisi turun temurun yang diturunkan dari manusia mula-mula, supaya mereka ingat selalu kepada Allah dan senantiasa tunduk kepada perintah-Nya.
Kata ‘lalai’ pada ayat di atas merupakan terjemahan dari kata ‘achar’ yang juga berarti ‘tunda’. Bila ada niatan dalam hati Anda untuk mempersembahkan sesuatu kepada Allah, jangan tunda. Allah tidak senang dengan orang yang menunda mempersembahan sesuatu yang menjadi janjinya. Perintah Tuhan dikatakan, “Apabila engkau bernazar kepada TUHAN, Allahmu, janganlah engkau menunda-nunda memenuhinya, sebab tentulah TUHAN, Allahmu, akan menuntutnya dari padamu, sehingga hal itu menjadi dosa bagimu” (Ulangan 23:21).
Ada lagi orang yang menunda-nunda mempersembahkan hidupnya kepada Allah. Mereka berdalih kalau sudah tua saja atau kalau sudah berkeluarga atau kalau doanya dijawab. Banyak alasan dikemukakan untuk menunda memberikan hati kepada Yesus. Pernahkah Anda pikirkan bagaimana kalau Yesus menunda mempersembahkan hidupnya kepada Allah? Bagaimana kalau seandainya sampai hari Anda membaca renungan ini Dia belum turun ke bumi? Yang pasti tidak ada Perjanjian Baru, tidak ada surga, tidak ada pengharapan, dan tidak ada keselamatan. Allah selalu berkerja dalam waktu yang tepat.
Mau berapa lama lagi Anda menunda memberikan persembahan kepada Allah. Anda bisa sebutkan apa saja yang telah Anda tunda: hidup Anda, waktu Anda, harta Anda, dan apa saja yang telah janjikan. Sekaranglah waktunya kita menepati janji kepada Allah dan jangan tunda lagi membayarnya.
Renungan: Allah tidak pernah menunda janji-Nya. Begitu juga seharusnya dengan Anda. Kalau hidup Anda mau diberkati janganlah tunda persembahan yang akan Anda berikan kepada Allah.
Kematian Yesus tidak akan berarti bagimu jika engkau tidak menerimanya sebagai Juru Selamatmu hari ini juga.
No comments:
Post a Comment