Tuesday, March 21, 2017

Hati Yang Tak Bercacat

Ayat Bacaan : Bilangan 33:50-56; 2 Tesalonika 5:23
“Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: apabila kamu menyeberangi sungai Yordan ke tanah Kanaan, maka haruslah kamu menghalau semua penduduk negeri itu dari depanmu dan membinasakan segala batu berukir kepunyaan mereka; juga haruslah kamu membinasakan segala patung tuangan mereka dan memusnahkan segala bukit pengorbanan mereka” 
(Bilangan 33:51-52)

Tuhan berfirman kepada bangsa Israel agar mereka menghalau semua penduduk negeri Kanaan serta memusnahkan segala benda peninggalan mereka. Hal ini dilakukan bukan karena Allah kejam kepada penduduk Kanaan, tetapi karena Allah tidak ingin bangsa Israel tercemar dengan segala kebiasaan penyembahan berhala yang merupakan kekejian di mata-Nya. Agar bangsa Israel terhindar dari segala kekejian ini maka mereka harus menduduki negeri yang benar-benar bersih tanpa ada pengaruh jahat dari peninggalan sebelumnya. Ia menginginkan mereka untuk hidup damai dan tenang dan yang terpenting hati mereka tidak condong kepada allah lain, sebab Tuhan  adalah Allah yang cemburu sehingga Ia sangat membenci umat-Nya yang mengikuti allah lain. Ia berkata kepada bangsa Israel, jika mereka ikut dalam penyembahan berhala seperti yang dilakukan oleh penduduk Kanaan, maka segala malapetaka yang menimpa penduduk itu akan menimpa mereka pula.

Berbicara masalah penyembahan berhala berarti kita sedang berbicara tentang kecenderungan hati seseorang. Orang sering menganggap bahwa penyembahan berhala ialah dengan cara menyembah sesuatu yang bukan Tuhan. Hal itu tidak salah, tapi sebenarnya penyembahan berhala terjadi ketika kita condong untuk mengasihi sesuatu lebih daripada kita mengasihi Tuhan; mungkin itu anak, pasangan hidup, orang tua, harta benda, kedudukan, dan lain sebagainya. Penyembahan berhala yang paling sering terjadi di hati kita ialah ketika kita menginginkan sesuatu yang belum waktunya Tuhan. Kita akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Secara tidak disadari hal ini telah menjadi kesalahan di mata Tuhan, karena apa yang kita lakukan bukan lagi berharap sepenuhnya kepada Tuhan, tetapi kita mulai melangkah kepada pengharapan lain di luar Tuhan, kita punya pilihan lain selain Tuhan, demi tercapainya tujuan kita.

Tuhan tidak menginginkan hati yang bercacat cela. Ia menginginkan hati kita 100% berharap hanya kepada-Nya. Dalam 2 Tesalonika 5:23 Paulus mengatakan bahwa semoga Tuhan mendapati kita tanpa cacat cela di hadapan-Nya, baik roh, jiwa dan tubuh. Artinya Ia ingin agar kita sepenuhnya bersih dan berkenan kepada-Nya. Yang menjadi pertanyaan apakah kita sudah sepenuhnya berharap hanya kepada Tuhan, atau kita punya pengharapan lain. Jika kita kaya jangan berharap kepada harta, jika kita punya kedudukan jangan bersandar kepada kekuasaan. Berharaplah hanya kepada Tuhan, karena hanya Dialah satu-satunya yang dapat menolong dan menyelamatkan kita. Ia dapat membangun, Ia juga dapat meruntuhkan. Segala sesuatu dapat terjadi atas sekehendak-Nya. Oleh sebab itu hiduplah dengan hati yang tidak bercacat cela di hadapan Tuhan, dengan cara hanya berharap kepada-Nya.

Renungan:
Sudahkah kita menjadi anak Tuhan dengan hati yang tidak bercacat cela, atau kita menjadi orang Kristen yang bercabang hati? Hanya diri kita sendirilah yang dapat menjawabnya. Berdoalah kepada Tuhan agar Ia meneguhkan hati kita untuk setia kepada-Nya.

Menempatkan Allah tidak dalam posisi pertama adalah praktek berhala.

No comments:

Post a Comment