Saturday, October 7, 2017

Anda Bukan Eksekutornya

Ayat Bacaan : 2 Samuel 13:23-39; 1 Tesalonika 5:15
“Lalu Absalom memerintahkan orang-orangnya, demikian: "Perhatikan! Apabila hati Amnon menjadi gembira karena anggur, dan aku berkata kepadamu: Paranglah Amnon, maka haruslah kamu membunuh dia …..”
(2 Samuel 13:28).


Di sebuah koran terbitan San Fransisco tertulis iklan: 1984 Mercedes 240 LS, aksesoris lengkap. Yang pertama datang dengan $50 akan mendapatkan mobil ini.

Seorang pria yang membacanya meneleponnya dan mengira telah terjadi kesalahan cetak. Alangkah terkejutnya ketika diberitahu bahwa harganya memang seperti yang tercantum di iklan. Pria itu bergegas ke rumah wanita pemilik mobil itu lalu membayar $50. Dengan heran pria itu bertanya mengapa mobil itu dijual dengan harga tidak masuk akal. Wanita itu berkata, “Suamiku baru saja menelepon dari Las Vegas bersama dengan sekretarisnya. Ia kehabisan semua uangnya di sana dan memintaku menjual mobilnya. Separoh dari hasil penjualan itu disuruh kirimkan untuk ongkos pulang.”

Mungkin Anda tersenyum geli sekaligus kasihan dengan wanita malang itu. Dan Anda tentunya berada di pihak wanita malang ini. Tetapi percayalah bahwa balas dendam tidaklah menyelesaikan masalah. Balas dendam itu seperti mata rantai setan yang tidak pernah berhenti.

Kisah pembalasan dendam terlihat dalam keluarga Daud. Absalom yang amat marah dengan insiden perkosaan terhadap adiknya menyimpan dendam kesumat terhadap pelakunya, Amnon. Dan kalau kaum perempuan zaman sekarang menuntut hukum yang berat terhadap para pemerkosa memang wajar. Tetapi yang menjadi masalah siapakah yang patut menjadi eksekutor dari hukuman itu? Absalom tidak berhak melakukannya. Tetapi Absalom menyimpan dendam ini sampai dua tahun kemudian tercapailah semua keinginannya dan segenap cita-citanya untuk menghabisi Amnon. Karena kebencian yang membawa itulah Absalom berubah menjadi orang yang memberontak. Dia melakukan pemberontakan terhadap ayahnya sendiri.

Kalau kita masih menyimpan dendam, kita seperti berada dalam penjara. Tanpa kita sadari kita berubah menjadi orang yang terbelenggu. kita disiksa siang dan malam sampai kita sulit memejamkan mata di tempat tidur. Tidak ada keinginan lain dalam hati kita kecuali melihat musuh kita bersimbah darah. Seorang pendendam adalah seorang pembunuh (1 Yohanes 3:15)!

Renungan:
Tidak ada sisi positif dari dendam dan kebencian. Yang ada hanyalah kehancuran. Jadi mengapa kita masih menyimpan kebencian itu? Sekarang ini juga buanglah dan bakarlah di dalam nama Yesus. Dan nikmatilah damai sejahtera Allah setelah Anda membuang segala dendam itu.


Terbelenggu dalam kebencian seperti pasungan dalam penjara yang pengap.

No comments:

Post a Comment