Monday, October 23, 2017

Taat Kepada Pemimpin

Ayat Bacaan : 1 Raja-Raja 1:28-53; Ibrani 13:17
“Takutlah Adonia kepada Salomo, sebab itu ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah”
(1 Raja-Raja 1:50).


Kita tahu Adonia adalah salah satu anak Daud dari Hagit. Dia dilahirkan ketika Daud berada di Hebron. Kita tahu juga bagaimana dia berambisi untuk menjadi raja. Dia ingin mengambil alih kekuasaan. Dan dia merasa ketakutan saat Salomo diangkat menjadi raja. Apakah ketakutannya itu telah membuat dia bertobat? Apakah dia menerima dengan senang hati posisi Salomo sebagai raja? Jawabannya ternyata tidak! Jawabannya bisa Anda baca dalam ps. 2 mulai ayat 13. Di dalam cerita itu Adonia memohon kepada Batsyeba, ibu Salomo, untuk mengambil Abisag, gadis Sunem, sebagai istrinya. Kalau Anda membaca kisah sebelumnya gadis ini dikenal sebagai pelayan pribadi bagi raja Daud. Sebab menurut tabib yang merawat Daud, dengan adanya kontak fisik dari gadis yang muda dan cantik, Daud bisa tetap bertahan hidup lebih lama. Tetapi Alkitab menyatakan bahwa Daud tidak melakukan hubungan badan dengannya (1:4).

Jadi permintaan Adonia untuk mengambil Abisag sebagai istrinya itu sama saja dengan mencoba mengambil alih takhtanya. Sebab strategi Adonia menguasai Abisag akhirnya akan menjalar pada penguasaan harem. Karena itu Salomo menghukum mati Adonia.

Pemberontakan selalu ada dan tidak pernah hilang dari struktur kehidupan manusia. Dari negara sampai gereja dipenuhi dengan kisah-kisah pemberontakan. Dan orang semacam Adonia ini tidak pernah berhenti dalam kehidupan gereja Tuhan sampai Allah sendiri datang ke bumi lagi untuk mengadakan perhitungan.

Kita harus berdoa terhadap kesatuan gereja, sebab gejala perpecahan sudah ada sejak dahulu dan kini semakin parah keadaannya. Bukan hal yang mengherankan bila gereja yang bertumbuh dan semakin berkembang suatu saat akan mengalami kenyataan pahit di mana seorang Adonia membawa sebagian jemaat ke tempat lain. Memang mereka tetap menyembah Tuhan, tetapi karena ulah seperti itu tidak ada lagi penghargaan terhadap otoritas dan urapan Allah. Selalu saja ada hati-hati yang terluka. 

Renungan:
Sejak mulanya malaikat Allah yang dipimpin Lucifer mengadakan pemberontakan. Sampai kini bibit pemberontakan masih tinggal dalam diri kita semua. Baiklah kita saling menghargai otoritas Allah dan tunduk kepada pimpinan. Kalau pemimpinnya salah? Perlu mendirikan gereja baru? Pertanyaannya: apakah itu perintah Allah?


Kerajaan Allah ada otoritas yang harus dihormati.

No comments:

Post a Comment