Ayat Bacaan : Bilangan 21:31:22:1; 1 Petrus 5:7
“Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Janganlah takut kepadanya, sebab Aku menyerahkan dia dengan seluruh rakyatnya dan negerinya ke dalam tanganmu, dan haruslah kaulakukan kepadanya seperti yang kaulakukan kepada Sihon, raja orang Amori, yang diam di Hesybon”
(Bilangan 21:34).
Saya mempunyai keponakan yang berusia kurang lebih dua tahun. Orang tuanya suka membelikan mainan. Jadi di kamarnya banyak sekali mainan. Dari antara semua mainan ada satu mainan yang membuat bisa berteriak ketakutan. Saya perhatikan mainan itu adalah sebuah binatang purba yang bila ditarik ke belakang akan meloncat dalam beberapa detik. Saya tidak mengerti mengapa mainan ini bisa membuatnya histeris. Tetapi saya menyimpukan satu hal: sejak kecil manusia sudah mengenal ketakutan.
Ketakutan yang ekstrim – di luar kewajaran – dikenal dengan sebutan fobia. Ada orang yang sampai pingsan kejatuhan cecak. Ada orang yang ketakutan berada di gedung berlantai tinggi. Itu adalah ketakutan yang tidak wajar. Tetapi bila ada musuh yang hendak menyerang Israel, lalu mereka berada dalam ketakutan, apakah itu suatu yang wajar?
Sepertinya tidak ada manusia di bumi ini yang tidak pernah takut. Bahkan kita menganggap ketakutan adalah bagian dari hidup kita. Jadi salahkah bila kadangkala kita mengalami ketakutan?
Setelah kita diangkat menjadi anak-anak Allah, Tuhan memberikan suatu pengajaran baru kepada kita, yakni supaya kita jangan hidup dalam ketakutan. Orang yang hidup dalam ketakutan, setiap hari dihantui dengan kecemasan dan kekhawatiran. Tetapi sekarang jangan lagi hidup seperti demikian. Sebab Allah sudah menjamin bahwa Dia menyertai Anda. Dalam Alkitab ada kurang lebih 265 kali kalimat “jangan takut”. Itu berarti cukup untuk bekal setiap hari satu kali dalam hidup Anda selama setahun.
Dalam keadaan panik dan ketakutan manusia cenderung melakukan hal-hal yang tidak rasional. Saya pernah melihat sebuah acara semacam “candid camera” di mana seorang perampok bank amatir tergopoh-gopoh hendak keluar dari bank itu dalam ketakutan. Namun apa daya pintunya tidak dapat ditarik. Dengan sekuat tenaga ditarik, namun tetap saja pintu masih perkasa. Akhirnya ia putus asa. Dan alangkah terkejutnya ketika ada seorang yang membuka pintu itu dari luar dengan cara ditarik. Rupanya pintu itu seharusnya didorong dari dalam supaya terbuka, namun perampok yang sudah ketakutan ini hilang rasionalnya. Begitu pula kalau kita dalam ketakutan kita akan mudah melakukan hal-hal yang bodoh.
Renungan:
Belajarlah untuk percaya setiap hari kepada Allah. Orang yang hidup dengan tenteram dan tidak dihinggapi ketakutan adalah orang yang paling berbahagia.
Bila Anda takut janganlah alihkan pandangan Anda kepada Allah.
No comments:
Post a Comment