Monday, March 6, 2017

Pelajaran Bileam

Ayat Bacaan : Bilangan 22:2-20; 2 Petrus 2:16
“Raja ini mengirim utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia…..” 
(Bilangan 22:5).

Siapakah Bileam? Dia bukanlah orang Yahudi, melainkan berasal dari Mesopotamia. Dia bukanlah orang saleh seperti sangka orang atau setidak-tidaknya menurut Alkitab. Dia adalah seorang tukang sihir yang biasa mengucapkan mantera-mantera. Jadi agama bukanlah urusannya, bukan pula gaya hidupnya. Karena itulah raja Balak memanggil Bileam supaya dengan mantera-manteranya ia mencelakai umat Israel.

Anehnya Bileam percaya terhadap kuasa Allah Israel, namun ia tidak percaya bahwa hanya Dia satu-satunya Allah yang benar. Jadi Bileam mau melakukan perintah Allah Israel dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan (kalimat ini tidak asing di telinga Anda?). Hatinya dipenuhi dengan harta yang ia harapkan dari Moab. Bileam tidak dapat menolak godaan harta. Motivasi yang berbaur ini – ketaatan dan keuntungan – menyebabkan kematiannya.

Bagaimanapun juga Allah memakai Bileam sebagai alat-Nya. Mengapa?

Pertama, Allah bermaksud memberikan pesan kepada rakyat Moab. Jadi melalui bileam Allah melakukannya. Sama seperti Allah memakai Firaun untuk menunjukkan kuasa-Nya atau kaisar Augustus agar Yusuf dan Maria datang ke Betlehem dan melahirkan di sana. Rencana Allah pasti digenapi, tidak peduli apapun yang terjadi dan siapapun yang akan dipakai-Nya.

Kedua, Allah bermaksud membawa Bileam kepada jalan yang benar, sebagaimana Ia lakukan juga terhadap orang berdosa lainnya. Dan Tuhan memakai keledai untuk membelokkan maksud jahat Bileam mengutuki umat pilihan Allah. Dengan kata lain, melalui peristiwa ini Bileam diharapkan menjadi sadar dan bertobat.

Saudara, Allah dapat memakai apa dan siapa saja untuk membawa kita kembali kepada jalan yang benar, sebab Allah mengasihi kita. Kasih merupakan penggerak Allah untuk menyelamatkan manusia. Jadi janganlah jemu bila Allah mengajar dan mendidik kita. Dan yang penting janganlah keraskan hati Anda. Kembalilah kepada Allah dan firman-Nya.

Renungan:
Bila Allah berhenti menghajar kita, celakalah kita. Sebab Anda akan dibiarkannya menuju jalan kebinasaan. Yang benar, Allah mendidik kita sampai kita menjadi sempurna di pemandangan-Nya.

Pukulan iblis mencelakakan, tetapi pukulan Allah menyelamatkan.

No comments:

Post a Comment