Friday, May 5, 2017

Mulanya Tidak Demikian

Ayat Bacaan : Ulangan 21:10-17; Matius 19:6-9
“Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu, dan TUHAN, Allahmu, menyerahkan mereka ke dalam tanganmu dan engkau menjadikan mereka tawanan, dan engkau melihat di antara tawanan itu seorang perempuan yang elok, sehingga hatimu mengingini dia dan engkau mau mengambil dia menjadi istrimu” (Ulangan 21:10, 11).

Sekilas saya agak bingung dengan perintah Tuhan yang saya anggap agak aneh ini. 

Padahal pada ayat sebelumnya Tuhan berkata, “Janganlah engkau sampai mengadakan perjanjian dengan penduduk negeri itu; apabila mereka berzinah dengan mengikuti allahmereka dan mempersembahkan korban kepada allah mereka, maka mereka akan mengundang engkau dan engkau akan ikut makan korban sembelihan mereka. Apabila engkau mengambil anak-anak perempuan mereka menjadi isteri anak-anakmu dan anak-anak perempuan itu akan berzinah dengan mengikuti allah mereka, maka mereka akan membujuk juga anak-anakmu laki-laki untuk berzinah dengan mengikuti allah mereka.” (Keluaran 34:15, 16).

Tuhan khawatir kalau umatnya mengikuti ilah lain. Tetapi mengapa Allah mengizinkan itu terjadi kepada para tentara ? Saya suka sekali dengan komentator Alkitab, Matthew Henry. Dalam salah satu eksposisinya, dia berkata, “Secara hukum tentara ini diizinkan menikahi tawanannya sesuai dengan yang diingininya. Karena kekerasan hati mereka Musa mengizinkannya, sebab kalau tidak, mereka akan menajiskan dirinya sendiri, dan dengan kejatahan itu seluruh orang akan mendapatkan masalah besar.”

Ini sama seperti kasus perceraian. Hukum Allah pada mulanya menyatakan tidak boleh ada perceraian, seperti dikatakan Yesus, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Matius 19:6). Tetapi seorang menyanggah bahwa Musa mengizinkan dengan catatan diberikan surat cerai. Lagi-lagi Yesus berkata, “Karena ketegaran hatimu Musa  mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian” (ay. 8).

Sejak semula tidaklah demikian!

Hati manusia yang keras itu dapat mencelakakan dirinya sendiri. Mereka menganggap bahwa perbuatan mereka benar, lalu mereka mendirikan kebenaran sendiri. Jadi kembalilah pada prinsip ilahi, yakni kembali kepada hukum mula-mula.

Kita lihat ada banyak orang mencoba mengutak atik Alkitab dan diputarbalikkan sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Dan itu terjadi!

Renungan:
Jangan keraskan hati Anda. Marilah kita kembali kepada Allah dan hukum-Nya yang benar. Jangan pula menafsirkan Alkitab untuk kepentingan Anda sendiri. 

Kekerasan manusia dapat menghancurkan dirinya sendiri.

No comments:

Post a Comment