Wednesday, May 17, 2017

Musuh Yang Selalu Memusuhi

Ayat Bacaan : Ulangan 25:17-19; Roma 8:37
“Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir; bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah” 
(Ulangan 25:17, 18).

Siapakah orang Amalek? Mereka adalah keturunan Esau (Kejadian 36:12, 16; 1 Tawarikh 1:36). Sepanjang sejarah PL, mereka adalah musuh yang kerap mengganggu bangsa Israel. Pada saat orang Israel di bagian selatan dari tanah perjanjian, Kanaan, Amalek menyerang bangsa Israel, namun Yosua kemudian hari mengalahkan mereka di Rafidim (Keluaran 17:8-16). Karena kegigihannya memusuhi Israel, Musa menyatakan bahwa Allah akan terus memerangi mereka (Keluaran 17:14-16).

Selama masa Hakim-Hakim, orang Amalek bergabung dengan bani Amon dan Eglon, raja Moab, untuk menyerang Yerikho (Hakim-hakim 3:13). Dan bersama dengan orang Midian dan orang-orang dari sebelah timur, mereka dikalahkan di lembah Yizreel oleh tentara Gideon (Hakim-hakim 6:3, 33; 7:12-22). Dan sepertinya orang Amalek menguasai gunung di tanah Efraim. Raja Saul memerangi mereka dan mengalahkannya (1 Samuel 14:48; 15:1-9). Tetapi Saul melanggar titah Tuhan dengan menyisakan ternak yang baik dan rajanya tidak ia bunuh (1 Samuel 15:10-33).

Amalek melanjutkan petualangannya memusuhi Israel. Daud menyerang dan mengalahkan mereka (1 Samuel 27:8-10), tetapi mereka menyerang balik kota Ziklag dan menyandera dua istri Daud. Namun Daud mengejar mereka dan mengalahkannya (1 Samuel 30:1-31). Pada masa Hizkia, 500 pria dari suku Simeon mengalahkan Amalek. Akibatnya, Simeon mengambil alih tanah mereka dan orang Amalek tercerai berai (1 Tawarikh 4:39-43).

Tak henti-hentinya kita melihat permusuhan yang ditunjukkan oleh Amalek kepada orang Israel.

Bagaimana dengan sekarang? Secara rohani kita melihat musuh yang selalu mengganggu kita: setan, dunia, dan daging kita sendiri.

Setiap hari sepertinya tak henti-hentinya kita bergumul dengan hal-hal ini. Namun percayalah bahwa bila kita bersandar kepada Allah, maka kemenangan pastilah menjadi milik kita.

Renungan:
Tiada hari tanpa pergumulan. Tetapi Allah selalu menjadi Pembela bagi kita. Marilah kita setiap hari bersandar kepada-Nya.

Hari pergumulan berarti hari kemenangan.

No comments:

Post a Comment