Wednesday, July 5, 2017

Menangislah Dengan Keras

Ayat Bacaan : Hakim-Hakim 2:1-5; Ibrani 2:3
“Setelah Malaikat TUHAN mengucapkan firman itu kepada seluruh Israel, menangislah bangsa itu dengan keras”
(Hakim-Hakim 2:4).


Di samping para nabi Allah, salah satu tugas Malaikat Tuhan dalam Perjanjian Lama adalah menyampaikan firman Allah kepada umat Tuhan. Firman yang disampaikan bisa berupa teguran, peringatan, hardikan, penghiburan dan jalan keluar. Firman yang disampaikan harus direspon oleh mereka yang mendengarkannya. Bila tidak, maka akan berakibat vatal bagi yang mendengarkannya. Kitab Ibrani mencatat “…firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal,…”  (Ibrani 2:3).

Oleh sebab itu pada saat Malaikat Tuhan membawa firman dari Tuhan kepada bangsa Israel berupa teguran maka “…menangislah bangsa itu dengan keras.” Bukankah “menangis” ini sebagai tanda meresponi firman Tuhan? Benar. 

Bagaimana dengan kita? Pernahkah kita menangis saat firman Tuhan menegur kita? Atau malah masa bodoh alias cuek? Memang meresponi firman tidak harus selalu menangis tetapi menangis adalah salah satu bentuk suasana hati yang hancur. Hati yang tertempelak. Hati yang berbalik kepada Tuhan.
Bahkan di sini bangsa Israel tidak hanya sekedar menangis, mereka “menangis dengan keras.”  Berarti hati mereka benar-benar hancur dan penuh rasa takut akan Tuhan. Inilah suasana hati bangsa Israel pada waktu itu.

Masih segar dalam ingatan saya bagaimana saya menangis yang belum pernah saya lakukan dalam hidup saya sebelumnya yaitu pada waktu saya pertama kali bertobat. Begitu firman Allah menembus dan menyayat hati saya serta mengobrak-abrik dosa saya pada waktu itu, detik itu juga saya menyerah, menyesali dosa-dosa yang pernah saya lakukan dan menangis dengan keras kepada Tuhan. Air mata tak terbendung lagi mengalir dari mata saya yang merah. Tidak ada lagi kata-kata yang bisa menceritakan keadaan hati saya pada waktu itu selain menangis dengan keras. Kebencian terhadap dosa menyelimuti hati saya. Namun dibalik tangisan itu damai sejahtera dan suka cita Allah membalut hati saya.

Sejak saat itu hidup saya diubahkan menjadi manusia baru. Dan setiap kali saya mendengarkan firman Tuhan kadang kala air mata masih juga menetes dari mata saya. 

Renungan:
Bila saat ini air mata Anda kering, berdiam dirilah dan ingatlah akan kekaguman kasih-Nya yang Anda telah rasakan dan alami dalam hidup Anda maka hati Anda akan diliputi dan dipenuhi dengan aliran damai sejahtera dan suka cita dari Roh Kudus. Dan air mata tidak akan dapat lagi dibendung kecuali dibiarkan mengalir pelan-pelan ke pipi Anda, saat itulah sebenarnya perubahan hidup Anda sedang dimulai. Jangan biarkan iblis tua itu menghentikannya. Izikan Roh Kudus terus berkarya. Menangislah dengan keras bila iblis berusaha menghentikannya.

Lebih baik hati menangis tetapi mulut tertawa dari pada mulut tertawa tetapi hati menangis.

No comments:

Post a Comment