Ayat Bacaan : Rut 4:1-22; Roma 12:12
“Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki"; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud” (Rut 4:17).
Menunggu pastilah bukan sesuatu yang menyenangkan. Tetapi Rut harus menunggu cukup lama sampai hidupnya dan derajatnya naik. Sebelumnya dia hanyalah seorang janda tanpa anak. Dan pada zaman itu, menikah tanpa mempunyai keturunan adalah suatu cela. Apalagi dia bukanlah orang Yahudi, melainkan dari Moab. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat melihat bahwa dalam diri Rut ada sesuatu yang Allah akan kerjakan. Dan terjadilah bahwa akhirnya Rut menikah dengan seorang kaya bernama Boas. Tidak cukup sampai di situ saja, mereka dikaruniai anak laki-laki yang kelak menjadi kakek dari Daud dan akhirnya menurunkan Mesias. Itulah kisah sebuah cerita dari Rut yang berakhir dengan kebahagiaan. Ini bukanlah dongeng tetapi kisah nyata.
Semuanya ingin berakhir dengan kebahagiaan. Hidup kita juga ingin diakhiri dengan senyuman manis karena akhir yang membahagiakan. Tetapi sayang, sebagian di antara kita mengakhiri hidup dengan kesedihan dan kekecewaan.
Saya yakin bahwa keputusan penting dalam hidup Rut adalah saat dia meminta ibu mertuanya, Naomi, agar ia selalu bersamanya. Rut berkata, “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku” (Rut 1:16). Rut membuat keputusan yang tepat di saat kritis. Dia rela meninggalkan dewa-dewanya dan beralih kepada Allah Israel yang disembah oleh Naomi. Tanpa Rut sadari, kelak dia mendapatkan tempat terhormat dalam Kerajaan Allah.
Kalau Rut berani mengambil keputusan untuk mengikuti Allah Israel, lalu mengapa banyak orang yang menolaknya, bahkan orang Kristen sendiri? Jadi tidak heran bila kita melihat kehancuran dan kisah sedih sebab tidak ada lagi hadirat Allah dalam keluarga mereka. Yang terutama adalah Allah! Apabila Anda menempatkan-Nya pada tempat yang tertinggi maka Allah akan mengangkat Anda. Dia akan menaruh Anda pada kursi kehormatan-Nya. Bibir-bibir yang dulunya mencibirkan Anda tidak akan ada lagi, sebab Allah mengangkat Anda. Dan kalau itu memang suatu proses, nantikanlah dengan setia, sebagaimana Rut juga mengalami proses.
Renungan:
Penantian yang panjang pastilah membosankan. Tetapi Rut yang bertahan mengakhirinya dengan “happy ending.” Anda juga merindukan hidup Anda berakhir dengan “happy ending”? Setialah seperti Rut.
Pastikanlah bahwa hidup Anda berakhir dengan “happy ending”.
No comments:
Post a Comment