Ayat Bacaan : 1 Samuel 2:27-36; 1 Petrus 2:9
“Dan Aku akan mengangkat bagi-Ku seorang imam kepercayaan, yang berlaku sesuai dengan hati-Ku dan jiwa-Ku, dan Aku akan membangunkan baginya keturunan yang teguh setia….” (1 Samuel 2:35).
Tuhan menghendaki agar seorang imam berlaku setia atas segala tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya. Tugas seorang imam adalah mempersembahkan korban di atas mezbah Allah, membakar ukupan dan memakai baju efod di hadapan-Nya. Seorang imam seharusnya hidup untuk Allah, tidak mementingkan diri sendiri, menghormati Allah dan menjadi pengantara kepada Allah bagi jiwa-jiwa yang dipercayakan Allah kepadanya.
Pada saat Eli menjabat sebagai imam ternyata ia tidak berlaku benar di hadapan Allah. Dia menggemukkan diri sendiri dan melanggar korban yang seharusnya dipersembahkan kepada Allah. Dia tidak menjadi imam bagi anak-anaknya tetapi justru memanjakan anak-anaknya yang jahat. Bahkan pekerjaan Tuhan dikorbankan demi memanjakan anak-anaknya. Allah memandang Eli sebagai imam yang tidak bisa mempertanggungjawabkan tugasnya di hadapan-Nya, sehingga Allah mengangkat imam lain yang dipandang-Nya bisa dipercaya, yaitu Samuel untuk menggantikan Imam Eli.
Bagaimana nasib Imam Eli yang lalai pada tugas keimaman ini? Anak-anak yang dimanjakan justru mati, keturunan dan kekayaannya hancur, orang Israel yang dipimpinnya kalah perang dan Eli juga kehilangan jabatan imam, bahkan mati dengan cara yang mengenaskan.
Alkitab mencatat bahwa kita yang sudah berada di dalam Yesus adalah imam-imam (1 Petrus 2:9). Yang diharapkan Allah, kita menjadi imam-imam yang bisa dipercaya Tuhan. Dari apa yang telah terjadi pada Eli, biarlah kita mau belajar dan menjadi waspada terhadap tanggung jawab kita.
Apa yang ada pada kita, keluarga, segala talenta, pekerjaan dan juga harta kekayaan adalah sesuatu yang dipercayakan Allah kepada kita. Mari kita menjadi imam yang mempersembahkan hidup bagi Tuhan. Menggunakan segala yang kita punya bagi kemuliaan Tuhan. Satu hal lagi yang harus kita lakukan, yaitu peduli kepada keluarga dan jiwa-jiwa yang ada di sekitar kita. Memohonkan ampun dan belas kasihan Tuhan bagi mereka yang berdosa dan juga terus berdoa di hadapan Allah bagi seisi rumah kita. Jika kita lalai akan tugas keimaman ini, akibatnya bisa fatal. Yang sudah dipercayakan kepada kita tidak akan menjadi bertambah-tambah, tetapi kita justru akan kehilangan semuanya. Jadilah imam yang bisa dipercaya oleh Tuhan.
Renungan:
Anda ditetapkan Allah menjadi imam. Sudahkah Anda menjadi imam yang bisa dipercaya Tuhan? Apakah Anda sudah berdoa di hadapan Allah bagi jiwa-jiwa di rumah dan di sekitar Anda? Apa yang Anda rencanakan hari ini? Sesuatu untuk kemuliaan Tuhan atau hanya untuk memuaskan hawa nafsu dan ambisi kita sendiri? Ambil keputusan untuk berlaku sebagai imam yang bisa dipercaya Tuhan.
Mempercayai seseorang adalah sikap menghormati seseorang; kepercayaan adalah kehormatan terhadap seseorang.
No comments:
Post a Comment