Ayat Bacaan : 1 Raja-Raja 12:25-33; 2 Korintus 11:23-28
“Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: "Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir”
(1 Raja-Raja 12:28).
Tinggal di bumi dengan teknologi canggih seperti saat ini memang menyenangkan dan meringankan pekerjaan kita. Semuanya diatur serba otomatis. AC bisa dinyalakan dimatikan dengan otomatis. Televisi bisa dikontrol melalui remote. Garasi mobil juga bisa dibuka dan ditutup secara otomatis. Mau menghangatkan makanan, tinggal cari microwave dan tentukan sendiri seberapa panas makanan yang Anda inginkan. Mau minum teh? Cari yang instan – teh celup. Jadi pekerjaan kita semakin ringan tentunya.
Tetapi celakanya, kita juga menginginkan agama yang serba otomatis juga. Lihat saja bagaimana kita dimanja dengan berbagai kemudahan di dalam ibadah. Ada orang Kristen yang tidak mau ke gereja dengan alasan melihat dari pesawat televisi saja sudah cukup. Atau ada orang Kristen yang tidak mau bawa Alkitab ke gereja, sebab di gereja sudah disiapkan dalam layar yang berukuran besar. Semuanya memang untuk mempermudah tetapi bukan berarti Anda harus menyamakan agama dengan hal-hal seperti itu.
Dalam zaman gereja mula-mula, kata “beribadah” sendiri mengandung perjuangan yang berat, sebab mereka harus menerima risiko aniaya. Begitu juga dengan saudara-saudara kita yang ada di negeri-negeri tirai besi, bagaimana kekristenan dianggap sebagai racun. Mereka mengalami aniaya hanya karena gara-gara membawa Alkitab, atau menyanyi lagu rohani.
Apakah tidak boleh menikmati kecanggihan teknologi? Jelas boleh dong, malahan wajib kita mengikuti perkembangan teknologi, tetapi yang penting adalah janganlah meremehkan arti dari sebuah pengorbanan untuk mengiring Kristus. Lihat saja Yerobeam yang hendak mempermudah penyembahan, dan justru menjerumuskannya kepada dosa besar. Yerobeam membuat dua patung supaya bangsa Israel tidak bersusah payah ke Yerusalem. Tetapi sayang, penyembahan di Yerusalem tidak dapat digantikan dengan apapun juga, apalagi dengan dua anak lembu jantan!
Renungan:
Aniaya adalah kata yang tidak kita sukai. Tetapi itulah sebenarnya risiko yang tidak dapat kita hindari sebagai murid Kristus. Kalau kita dimanja dengan berbagai kemudahan-kemudahan dari hasil teknologi, maka janganlah melupakan untuk pergi memberitakan Injil yang kadang-kadang harus menelusuri lorong-lorong yang kumuh untuk menjangkau jiwa-jiwa!
Mengiring Kristus adalah kombinasi antara penderitaan dan kemuliaan.
No comments:
Post a Comment