Tuesday, October 28, 2014

Hukum Taurat Dan Kasih Karunia

Ayat bacaan : Roma 7:1-12; Yesaya 29:13
“….. Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini !” (Roma 7:7)

Seorang gadis kecil sedang menyapu sebuah ruangan yang agak gelap. Saat ia membuka jendela dan sinar masuk ke dalam ruangan itu, gadis ini berkata, “Sinar ini membuat ruangan ini tambah kotor.” Ia mengira bahwa kotornya ruangan itu karena sinar itu. Justru cahaya tersebut hanyalah menyatakan kekotoran ruangan tersebut.
    Saudara, hukum Taurat diberikan bukannya untuk memberatkan beban manusia, tetapi kenyataannya justru oleh hukum Taurat ini manusia mengenal dosa. Hukum Taurat itu baik dan tidak ada sesuatu yang buruk di dalamnya. Tetapi hukum ini menjadi bumerang bagi manusia. Perintah-perintah dan larangan yang tertulis di dalamnya bukannya menjadikan manusia bertambah baik, malahan mereka tahu bahwa itu dosa. Apa manusia tidak melakukan sesuatu yang dilarang itu? Tidak! Manusia tetap melanggarnya. Semakin banyak larangan, maka semakin banyak pula pelanggaran. Proyek Allah gagal?
    Kalau para skeptis mencibirkan bibir dan berkata bahwa Allah memberikan Taurat itu merupakan “dekrit” yang salah! Sebab manusia semakin banyak melakukan pelanggaran. Tetapi mereka lupa bahwa Taurat bukanlah tujuan utama Allah dalam menyelamatkan manusia. Taurat diberikan supaya manusia tahu bahwa perbuatan dan usaha manusia tidak akan bisa membawa dirinya kepada keselamatan. Karena itulah Yesus diutus ke dunia sebagai tebusan bagi manusia. Yesus datang sebagai korban. Dan melalui pengorbanan Kristus, manusia diselamatkan bukan lagi melalui perbuatan, tetapi oleh kasih karunia Allah. Sekarang keselamatan mutlak merupakan kasih karunia Allah, namun manusia itu harus menanggapinya. Kalau tidak, orang itu masih tinggal di dalam dosanya.
    Sekarang kita tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. Namun, apakah kualitasnya semakin berkurang? Tidak! Justru inilah zaman yang dinanti-nantikan oleh semua orang kudus. Sebab Allah memberikan hati yang baru kepada kita untuk bisa mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh. Tidak lagi ada unsur keterpaksaan bila kita melakukan firman Tuhan. Dan ibadah kita juga disertai hati yang mengasihi Tuhan, bukan seperti pada masa hukum Taurat (Yesaya 29:13).

Renungan:
    Inilah masa anugerah Allah. Tetapi janganlah gunakan kesempatan ini untuk terus berbuat dosa. Sebaliknya, hidup kita yang setiap hari diperbaharui, akan semakin mencerminkan Kristus.
Hukum Taurat datang untuk menyingkapkan dosa, tapi kasih karunia Allah membawa pengampunan.

No comments:

Post a Comment