Sunday, December 28, 2014

Permata Simpatik


Ayat Bacaan : 2 Korintus 1:1-11; Yesaya 49:13

“Terpujilah Allah …..yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah” (2 Korintus 1:3, 4).

Seseorang mengunjungi toko berlian. Dia ditunjukkan sebutir berlian yang menawan dengan sinar kemilau keemasan dan beberapa butir batu permata lainnya yang tidak kalah cantiknya. Namun si calon pembeli ini memperhatikan sebutir batu permata lainnya yang sama sekali kurang berkilau-kilauan. “Yang ini sepertinya tidak ada keindahannya sama sekali.” Si penjual kemudian mengambil batu permata yang dimaksud dan meletakkan di atas cekungan telapak tangannya dan menggenggamnya dalam beberapa menit. Saat tangannya dibuka, terlihatlah keindahannya.

“Mengagumkan!” Seru si calon pembeli, “Setiap bagian berkilauan seperti pelangi. Mengapa bisa terjadi seperti ini?” “Ini adalah opal. Inilah yang dinamakan permata simpatik. Hanya dibutuhkan sentuhan dengan tangan manusia supaya keindahannya muncul.” Saudara, betapa banyak manusia di sekitar kita yang sebenarnya dapat memunculkan keindahannya apabila disentuh dengan simpatik kita. Selama ini persepsi kita telah terbentuk mengenai orang-orang di sekitar kita yang tidak kita kenal. Kita selalu berpikiran negatif terhadap mereka.

Melihat orang tinggi besar berkulit gelap dengan rambut panjang, pikiran kita langsung membayangkan penjahat besar yang sedang menguntit mangsanya. Padahal orang itu adalah orang yang baik. Dan kalau toh orang itu adalah penjahat dia pun membutuhkan simpatik kita. Kalau kasih ditaburkan maka hati sekeras apapun dapat diluluhkan. Paulus adalah hamba Allah yang senang menebarkan simpatik. Tidak hanya itu saja ia juga menghibur mereka yang membutuhkan penghiburan. Bagi Paulus manusia jahat sekalipun adalah manusia yang perlu dikasihi. Kalau kita mau melakukan hal demikian, paradigma lama kita akan berubah. Sebab tetangga yang selama ini kita anggap sebagai musuh dalam selimut, eh tidak tahunya orang yang baik.

Renungan: Kalau Anda telah mendapatkan penghiburan Allah, saatnya kita pergi dan memberikan penghiburan kepada mereka yang membutuhkan penghiburan. Dan Paulus sendiri melakukan hal itu. Di dalam masa-masa berat yang dihadapinya, ia masih memberikan penghiburan kepada orang lain.

Orang Kristen adalah penghibur dalam kesusahan bagi sesamanya.

No comments:

Post a Comment