Ayat Bacaan : Kejadian 22:1-24; Filipi 3:10 ”Dan Abraham menamai tempat itu: ”TUHAN menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: ”Di atas gunung TUHAN, akan disediakan” (Kejadian 22:14).
Abraham adalah orang yang taat kepada Allah. Ini dibuktikan pada saat dia diperintahkan Tuhan mempersembahkan Ishak anak sah satu-satunya. Mengapa bukan Ismael yang dikorbankan? Pertama, karena Allah yang mengingininya. Kedua, karena Ishak adalah anak perjanjian. Ketiga, karena Ismael telah diusir dari rumahnya Abraham.
Dalam pikiran Abraham sama sekali tidak ada perbantahan terhadap perintah Tuhan itu meskipun resikonya akan kehilangan anak satu-satunya itu. Sebaliknya Abraham dengan penuh ketaatan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. Ketaatan selalu melakukan dengan setia apa yang diperintahkan [Tuhan] tanpa harus bertanya apa resikonya.
Mengapa Abraham mau melakukannya? Sebab Abraham mengenal Allahnya, dia percaya, bahwa Allah mampu menghidupkan orang mati dan menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. Baca Roma 4:17. Pengenalan kita akan Allah membuat ketaatan kita pada Tuhan menjadi semakin kuat dan tanpa keraguan.
Dan cara berikutnya Allah memperkenalkan diri-Nya kepada Abraham juga melalui ketaatan. Abraham tidak akan mengenal Allah sebagai Jehovah Jireh [artinya Tuhan yang menyediakan] sebelum Abraham mempersembahkan anaknya di atas gunung Moria. Detik Abraham mulai mengayunkan pisaunya ke leher Ishak tiba-tiba terdengar suara embek...bek...bek alias domba jantan yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Kemudian Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Pertanyaannya siapa yang menyediakan domba jantan itu? Jehovah.
Sejak saat itulah Abraham mengenal Allah sebagai Jehova Jireh bukan kata orang tetapi mengalaminya sendiri. Allah menyediakan domba jantan bagi Abraham untuk menyelamatkan Ishak. Allah juga menyediakan Anak Domba bagi kita yaitu Yesus sebagai pengganti kita agar kita selamat.
Bila kita mengenal Allah secara pribadi sebagai Jehova Jireh maka kita tidak akan pernah takut dan kuatir tentang apapun juga sebab kita tahu Allah selalu menyediakan dan mencukupi segala kebutuhan kita menurut kekayaan dan kemulian-Nya. Bukan hanya hal materi saja tetapi juga dalam segala hal. Dia tidak pernah berubah dulu sekarang dan sampai selamanya.
Ketaatan kita pada Allah dan firman-Nya akan menentukan pengenalan akan Allah selanjutnya. Kita tidak bisa berkata,”Sudah cukup aku mengenal Allah.” Semakin kita mengenal Allah maka kita juga semakin tidak ragu lagi dalam hidup ini.
Renungan: Apakah Anda rindu mengenal Allah secara pribadi bukan kata orang? Belajarlah dari Abraham dan Paulus. ”Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya” (Filipi 3:10).
Ketaatan adalah kunci pengenalan kita akan Allah.
No comments:
Post a Comment