Friday, August 12, 2016

Saksi Dari Suatu Kekonyolan

Ayat Bacaan : Kejadian 23:1-20; 1 Tesalonika 4:13-17 “Sara hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya; itulah umur Sara. Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan, lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan isterinya yang mati itu….” (Kejadian 23:1-3).

Suami Sarah Winchester beruntung bergelut di bisnis pembuatan dan penjualan senapan. Setelah kematiannya karena influenza pada tahun 1918, Sarah pindah ke San Jose, California. 

Karena kedukaan dan ketertarikannya dengan dunia roh, Sarah mencari seorang dukun untuk mengontak suaminya. Dukun itu berkata kepadanya, “Selama Anda terus membangun rumahmu, Anda tak akan pernah mengalami kematian.”

Sarah percaya akan hal itu, lalu ia membeli sebuah rumah dengan 17 kamar yang belum selesai pembangunannya, dan ia mulai meneruskannya. Proyek itu terus berlanjut sampai ia meninggal dunia pada usia 85 tahun. Ia telah menghabiskan biaya 5 juta dolar. Rumah itu terdiri 150 kamar, 13 kamar mandi, 2000 pintu, 47 ruangan perapian, dan 10.000 jendela. Dan Nyonya Winchester mempunyai banyak bahan yang cukup untuk melanjutkan pembangunan sampai 80 tahun kemudian.

Saat ini rumah itu menarik perhatian para turis dan menjadi saksi dari suatu kekonyolan sekaligus ekspresi nestapa seorang manusia.

Tidak ada yang sedih bila kita ditinggalkan seorang yang kita cintai. Kesedihan itu pula yang dialami oleh Abraham. Dia ditinggal mati oleh istri tercintanya. Selama berpuluh-puluh tahun mereka bersama-sama, namun Sarah telah tiada. Tidak ada lagi senda gurau. Tidak ada lagi tawa canda. Tidak ada lagi rekan berbagi rasa. Sepi, itulah kata yang tepat untuk digambarkan. Tetapi Abraham tidak berlarut-larut di dalam duka. Ia tahu bahwa Sarah berpulang ke rumah Allahnya. Dan ia tahu pula bahwa rencana Allah sedang digenapi di dalam hidupnya.

Apakah Anda sedang menghadapi duka karena seorang yang Anda cintai pergi selama-lamanya? Bukalah mata Anda dan lihatlah bahwa ada pengharapan di dalam Kristus, baik untuk mereka yang meninggal atau yang masih hidup. Pengharapan ini ditekankan oleh Paulus dalam salah satu suratnya di 1 Tesalonika 4:13-17.

Renungan: Tidak ada yang kebal dengan kematian. Dari raja sampai buruh, semuanya pasti mati kelak. Tetapi mereka yang ada di dalam Kristus akan tinggal bersama-sama dengan Tuhan di surga yang damai. Itulah pengharapan yang tidak akan hilang dari dalam hati kita.

Kematian secara jasmani adalah pintu menuju kekekalan di surga.

No comments:

Post a Comment