Saturday, August 13, 2016

Komitmen

Ayat Bacaan : Kejadian 24:1-27; Filipi 2:12, 13 “.....Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu demi Tuhan, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan pernah mengambil untuk anakku seorang istri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam” (Kejadian 24:2,3).

Pernikahan adalah lembaga pertama yang didirikan Tuhan, yaitu sesaat setelah Adam diciptakan. Ketika dilihat bahwa tidak baik manusia itu hidup seorang diri, maka Tuhan menciptakan Hawa bagi Adam. Tuhan memberkati dan menguduskan mereka sebagai suami istri. Setiap orang Kristen harus memiliki komitmen di dalam pernikahan, yaitu komitmen dengan Tuhan Yesus Kristus. Orang Kristen harus menikah dengan orang Kristen, harus satu iman dan satu baptisan di dalam nama-Nya. 

Walau saat itu Abraham ada di Kanaan, ia tidak mencari menantu dari antara orang Kanaan, sebab mereka belum mengenal Allah,  melainkan ia menyuruh bujangnya pergi ke tanah kelahirannya yaitu ke kota Nahor (Aram-Mesopotamia). Syarat utama yang dipesankan Abraham kepada bujangnya adalah ia harus gadis yang seiman dengan Ishak. 

Tugas  yang dikerjakan bujang itu tidak mudah,  sebab  banyak gadis di sana, karena itu ia berdoa dan  meminta tanda  kepada Allah: “Tuhan, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu  kepada tuanku Abraham. Disini aku berdiri dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba air. Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum-dialah kiranya yang Kau tentukan bagi hamba-Mu, Ishak, maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu,”

Dan sungguh Allah berkenan kepada permohonan bujang Abraham, sehingga belum selesai ia menaikkan doanya datanglah Ribka dan ia melakukan seperti doa yang dinaikkannya. Akhirnya Ribka diboyong bagi Ishak.

Namun demikian masih ada orang Kristen dalam hal pernikahan kadang mengabaikan iman percayanya. Kadang lebih mengutamakan “nafsu” dan cinta harta. Dasar pernikahan mulai digeser, bukan lagi kasih Allah, melainkan nafsu dan materialistis. Tetapi kita haruslah berkomitmen bukan saja dalam kaitannya dengan pernikahan tetapi juga dalam segala hal. Bekerja misalnya, jangan asal berkerja yang mendatangkan uang, tetapi lihat, apakah yang kita kerjakan itu berkenan kepada Tuhan atau tidak?

Renungan: “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, .....karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya”  (Filipi 2:12,13).

Kuatkan komitmen pada Yesus dan percayalah kepada rancangan-Nya yang baik.

No comments:

Post a Comment