Sunday, August 14, 2016

Hamba Yang Setia

Ayat Bacaan : Kejadian 24:28-49; Roma 6:17, 18 “Tetapi ketika dihidangkan makanan di depannya, berkatalah orang itu: "Aku tidak akan makan sebelum kusampaikan pesan yang kubawa ini." Jawab Laban: "Silakan” (Kejadian 24:33)!

Para teolog sepakat bahwa Eliezer adalah hamba yang paling senior dan paling tua yang dapat dipercaya oleh Abraham untuk mencarikan jodoh buat Ishak. Bagi Abraham istri untuk anaknya akan sangat menentukan kelangsungan keluarga mereka. Tetapi yang menjadi perhatian kita saat ini adalah seorang hamba yang dipercaya oleh Abraham. Dan dari kisah petualangan mencari jodoh ini akhirnya misi itu berhasil dikerjakan dengan baik oleh Eliezer.

Marilah kita menyadari juga bahwa kita semua adalah hamba Allah. Tuhan Yesus telah merebut kita dari status hamba dosa, kini menjadi hamba kebenaran. Akitab berkata, “Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran” (Roma 6:17, 18).

Ketika Anda menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka saat itu juga Anda menjadi hamba kebenaran. Anda sudah dibebaskan dari belenggu dosa dan hamba kegelapan. Dulu yang menjadi tuan Anda adalah si raja kegelapan, namun sekarang Anda mempunyai Tuan baru yang bernama Tuhan Yesus Kristus. Tuan Anda yang dahulu menyesatkan dan kerinduannya adalah menghancurkan hidup Anda. Tetapi Tuan yang baru ini penuh dengan kasih dan Dialah yang menciptakan alam semesta ini yang pada mulanya amatlah baik sebelum dosa merusaknya. Dan Dia merindukan supaya Anda hidup dengan bahagia dan dipenuhi dengan kemuliaannya. Ia rindu Anda menempatkan Anda kembali di dalam surga yang permai.

Itu bagian Allah. Lalu bagaimana dengan bagian Anda? Jadilah seperti Eliezer yang setia dengan tugas yang diberikan oleh tuannya. Eliezer sadar akan kedudukannya sebagai seorang hamba yang memang seharusnya setia akan tugas yang diberikan kepadanya. Eliezer tidak pernah bersungut-sungut. Ia tidak pernah mengomel. Ia tidak pernah protes. Ia juga tidak pernah menuntut kepada tuannya. Ia setia dan itu cukup baginya. Model seperti ini agaknya langkah. Tuhan sering berhadapan dengan umat yang banyak protes dan kerap menuntut yang macam-macam, termasuk suka mengancam. Bukankah banyak orang Kristen yang kalau doanya belum dijawab, maka mereka tidak mau ke gereja lagi?

Renungan: Menjadi hamba yang setia lebih berharga dari sekedar menjadi anggota gereja, bahkan menjadi pendeta sekalipun. Apa artinya gelar seorang hamba Tuhan kalau ia tidak setia?

Banyak orang Kristen mau berkat tetapi tidak mau setia.

No comments:

Post a Comment