Thursday, July 30, 2015

Mencintai Didikan



Ayat bacaan : 1 Timotius 5:1-2; Amsal 10:17 

Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu” (1 Timotius 5:1).

Setiap generasi dalam sejarah manusia bergelut dengan kesenjangan generasi antara yang tua dan muda. Saya bisa bayangkan bagaimana Adam dan Hawa mengeluh tentang generasi berikutnya. Mungkin mereka berkata, “Masalah yang dihadapi oleh anak-anak sekarang adalah mereka tidak mempunyai hormat lagi dan tidak ada rasa tanggung jawab lagi.” Tetapi anak-anak Adam dan Hawa yang mendapatkan kritikan saling memandang dan sambil berkata, “Ah, Bapak dan Ibu kita sudah kuno dan tidak dapat mengikuti perkembangan zaman.” Kritikan yang membangun dibutuhkan supaya kita dapat melihat celah-celah kelemahan yang kita tidak ketahui.

Kepada Timotius, Paulus mengajarkan untuk tidak segan mengoreksi kesalahan, entah itu dilakukan oleh orang yang lebih tua atau yang lebih muda. Selama ini koreksi didominasi oleh para orang tua. Anda tentu ingat bagaimana orang tua Anda menegur Anda berkali-kali, bahkan sampai Anda bosan sendiri. Semuanya itu baik. Dan Anda juga mempunyai hak memberikan koreksi kepada mereka yang tua. Dan Alkitab mengajarkan supaya teguran disampaikan dengan bahasa kasih. Dan saya pikir untuk menghilangkan kesenjangan antara yang tua dan muda harus ada komunikasi. Dan di dalamnya ada koreksi yang saling membangun. Alkitab berkata seperti ini, “Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat” (Amsal 10:17). “Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu” (Amsal 12:1).

Akhir-akhir ini semakin terlihat adanya ketidakharmonisan hubungan antara anak dan orang tua. Budaya dahulu mengajarkan agar anak sepenuhnya patuh pada orang tua, tetapi sekarang orang tua yang harus “patuh” kepada anak. Karena salah pengertian atau kurangnya komunikasi ini banyak anak-anak yang akhirnya terlibat dalam pertengkaran dengan orang tua. Sampai yang parah, mereka ada yang sudah tidak berhubungan bertahan-tahun. Tuhan pasti sedih melihat peristiwa ini.

Renungan: 
Marilah kita menjaga hubungan yang harmonis di antara yang tua, yang muda, dan sebaya. Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam damai sejahtera kepada Allah dan sesama. 
Manusia yang takut dikoreksi biasanya takut untuk menjadi dewasa.

No comments:

Post a Comment