Wednesday, January 10, 2018

Mendidik Anak

Ayat Bacaan : 1 Tawarikh 3; Efesus 6:4
“Inilah anak-anak Daud yang lahir bagi dia di Hebron; anak sulung ialah Amnon, dari Ahinoam, perempuan Yizreel; anak yang kedua ialah Daniel, dari Abigail, perempuan Karmel”
(1 Tawarikh 3:1).

Bagi ibu-ibu yang mempunyai pengalaman melahirkan anak,  ada satu kata tekad dalam hati mereka: kapok. Benarlah bila pengalaman melahirkan anak merupakan pengalaman yang indah sekaligus menyakitkan. Tetapi bila ibu-ibu tersebut ditanyakan, apakah masih lebih menyenangkan melahirkan anak ataukah membesarkan mereka? Mungkin jawabannya berbeda-beda, namun bagi seorang ibu yang bijaksana, mendidik anak bukanlah pekerjaan mudah. Butuh pengorbanan dan air mata. Tidak sedikit ibu-ibu yang akhirnya menyerah dalam mendidik anak-anak mereka.

Kita membaca sebuah silsilah di pasal ini. Apa yang menarik dari sebuah silsilah? Mungkin kita tidak tahu jawabannya, tetapi kalau kita melihat ayat ini sebagai berita yang “mengerikan”. Untuk ukuran zaman sekarang, mempunyai anak yang begitu banyak adalah hal yang “mengerikan”. Dan Daud sendiri yang mempunyai banyak istri dan selir mempunyai puluhan anak dari perkawinan tersebut. Kalau ada orang seperti Daud pada zaman sekarang tentunya kita akan mengecam habis-habisan. Wong punyai anak satu saja susahnya amit-amit, itulah mungkin yang ada di dalam benak kita.

Mendidik anak di dalam Tuhan adalah tanggung jawab para orang tua. Bisa saja kita mengabaikan tanggung jawab ini. Bisa saja kita tidak peduli dengan anak-anak kita. Tetapi suatu saat Allah akan menuntut pertanggungjawaban kita.

Banyak anak bukan lagi banyak rejeki, tetapi banyak masalah. Ya, menjadi masalah kalau kita tidak tahu bagaimana mendidik mereka di dalam Tuhan. Penulis Amsal berkata, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal 22:6). Jadi pada saat mereka masih muda, itulah saatnya dibina dengan firman Tuhan dan ajaran Tuhan. Sebab kalau tidak, mereka akan mendapatkan doktrin dari televisi dan media-media yang menjejali pikiran mereka. Akhirnya guru-guru itu akan mendidik anak kita menjadi pemberontak.



Renungan:
Kita adalah orang tua yang dipercayakan oleh Tuhan beberapa anak? Mereka adalah permata-permata yang berharga di dalam Kerajaan Surga. Jadi didiklah mereka dengan benar.


Bila anak kita terhilang, itu bukan tanggung jawab iblis, melainkan kita sendiri.

No comments:

Post a Comment