Wednesday, April 4, 2018

Mengikat Diri Dengan Janji

Ayat Bacaan : Nehemia 9:38-10:39; Ibrani 6:17
“Berdasarkan semuanya ini kami mengikat perjanjian yang teguh yang kami catat dengan dibubuhi meterai para pemimpin kami, orang-orang Lewi kami dan para imam kami”
(Nehemia 9:38).

Saat juragan minyak sakit keras dan berada di tempat tidur, pendetanya menyampaikan firman tentang kuasa kesembuhan ilahi. “Pak Pendeta, kalau Allah menyembuhkan saya, aku akan memberikan sumbangan kepada gereja sebesar satu juta dolar.” Dan secara ajaib orang itu tak lama kemudian sembuh dan dalam waktu singkat diizinkan keluar dari rumah sakit.”

Suatu hari, beberapa bulan kemudian, dia dan pendetanya tanpa sengaja berpapasan di sebuah jalan. Pendeta itu berkata, “Ingat nggak waktu Anda berada di rumah sakit dalam keadaan sekarat? Ingat nggak Anda pernah menjanjikan uang sejuta dolar kepada gereja? Sampai kini kami belum menerimanya.”

“Apakah aku mengatakan demikian?” kata si juragan minyak. “Saat itu aku mau menunjukkan kepada Pak Pendeta betapa sakitnya saya saat itu.”

Sebuah janji seharusnya ditepati. Tetapi kita tahu kalau janji mudah dibuat tetapi mudah diingkari. 

Kalau saudara takut berjanji, maka saudara memang terbebas dari kesalahan mengingkari janji. Tetapi janji kadangkala harus dibuat supaya kita termotivasi untuk melaksanakan apa yang dijanjikan itu. Dalam sebuah pernikahan misalnya. kita tidak mungkin diberi pilihan untuk mau berjanji ataukah tidak. Kita harus berjanji untuk setia, mencintai, tunduk, dsb. Dalam kehidupan sehari-hari pun kadangkala kita harus berjanji. Misalnya kita berjanji pada tahun ini untuk memenangkan jiwa, anggaplah 5 orang. Memang kalau mau “aman” tentunya kita tidak perlu berjanji. Tetapi kalau kita berjanji, maka kita telah melangkah selangkah lebih maju dalam kehidupan kerohanian kita. Bayangkan, kalau kita berjanji memenangkan jiwa, maka seluruh energi kita akan terpusat untuk memenangkan jiwa tersebut.

Atau bisa saja kita berjanji untuk setiap pagi meluangkan waktu berdoa minimal dua jam, misalnya. Memang kita terikat dengan janji ini, tetapi kita telah berani melakukan terobosan iman. Janji-janji seperti inilah yang kadangkala perlu kita lakukan.

Renungan:
Ada kalanya memang kita harus membuat janji. Jangan takut untuk melakukannya, sebab jika kita memang berniat, maka Allah akan menolong kita untuk melaksanakannya.


Berjanjilah bila saudara mampu melaksanakannya.

No comments:

Post a Comment