Sunday, April 1, 2018

Tak Pernah Berhenti

Ayat Bacaan : Nehemia 7; Wahyu 4:8
“Setelah tembok selesai dibangun, aku memasang pintu-pintu. Lalu diangkatlah penunggu-penunggu pintu gerbang, para penyanyi dan orang-orang Lewi”
(Nehemia 7:1).


Yerusalem adalah gambaran dari tempat kediaman gereja Tuhan pada masa yang akan datang. Persiapan gereja untuk dapat masuk Yerusalem baru tidak cukup hanya berhenti pada membangun lembaga namun juga harus mempersiapkan manusianya. Kadangkala gereja sudah merasa puas dengan gedung yang megah, jemaat yang banyak serta organisasi yang berkembang pesat. Namun itu semua baru upaya “membangun tembok”. Bagaimana dengan membangun kualitas manusianya?. 

Gereja harus memasang pintu agar jiwa-jiwa dapat masuk ke dalamnya. Gereja harus terus bergerak dengan visi yang jelas dan tajam walaupun sepertinya hal itu terasa kurang nyaman. Tuhan memang tidak menginginkan gereja-Nya merasa “nyaman” sampai seluruh rencana-Nya digenapi atas dunia ini. 

Penunggu pintu gerbang bertugas membawa jiwa-jiwa untuk masuk ke Yerusalem. Mereka ada untuk memastikan bahwa orang-orang buangan mau dan dapat kembali dengan selamat. Untuk itulah mereka terus menerus dilatih agar kehadirannya tidak kontra produktif yang justru membuat para orang buangan tidak dapat kembali ke Yerusalem.

Penyanyi dan orang-orang Lewi terus hidup dalam pujian penyembahan serta mengimpartasikan pujian penyembahan itu sebagai gaya hidup jemaat. Hal ini sangat penting karena pujian penyembahan adalah aktivitas utama orang percaya dalam Kerajaan Sorga (Wahyu 4:8). Namun kenyataannya masih saja terdapat jemaat yang hanya beribadah memuji dan menyembah Tuhan secara fisik di gereja, namun tidak dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana bisa betah tinggal dalam Kerajaan Sorga kalau selagi di dunia ini saja mereka tidak menjadikan pujian dan penyembahan itu sebagai suatu kesukaan dalam hidupnya? 

Petugas yang berjaga-jaga yaitu para pendoa syafaat yang terus berjaga-jaga siang dan malam dari serangan musuh yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Mendoakan seluruh umat Tuhan, para pemimpin gereja, bangsa dan negara agar pembangunan ini terus dapat berjalan dengan baik dan iblis tidak dapat mengambil keuntungan didalamnya. Dalam pembangunan ini seringkali orang dapat bersama-sama membangun namun tidak membangun bersama-sama. Sehingga tiap-tiap orang hanya memperhatikan bagiannya sendiri tanpa memperdulikan sisi lain dari pembangunan yang sebenarnya membutuhkan pertolongannya. 

Ah… ternyata tugas belum selesai dan masih banyak hal yang harus dikerjakan. Mari padukan seluruh potensi Gereja Tuhan untuk pembangunan Yerusalem ini. Kita tidak pernah dapat berkata, “pembangunan sudah selesai sampai Tuhan sendiri yang menyatakannya bagi kita”

Renungan:
Sudahkah aku melakukan upaya yang sungguh-sungguh dan konsisten untuk terlibat dalam pembangunan ini? Bukankah seringkali kita lemah dan bahkan mengundurkan diri hanya oleh karena hal-hal sepele dalam pembangunan?  


Pengorbananku untuk pembangunan Rumah Tuhan belumlah sebanding dengan apa yang Dia lakukan dalam hidupku. 

No comments:

Post a Comment