Friday, September 16, 2016

Tambatan Hati

Ayat Bacaan : Kejadian 43:1-34; Yohanes 14:2,3  “Jawab mereka: "Orang itu telah menanyai kami dengan seksama tentang kami sendiri dan tentang sanak saudara kita: Masih  hidupkah ayahmu? Adakah adikmu lagi? Dan kami telah memberitahukan semuanya kepadanya seperti yang sebenarnya.  Bagaimana kami dapat menduga bahwa ia akan berkata: Bawalah ke  mari adikmu itu"  (Kejadian 43:7)

Saat seseorang sedang sendirian, saat seseorang sedang dalam kesepian maka yang paling di dambakannya adalah seseorang yang bisa dijadikan tambatan hati. Yaitu tempat ia mencurahkan isi hatinya, tempat ia mendapatkan kasih sayang, tempat ia beroleh kepuasan batin.  Ada begitu banyak orang yang hidupnya merasa hampa, tiada kawan tiada saudara. Dan karenanya orang menjadi frustasi, lari keminum-minuman keras, pesta pora dan juga mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Tetapi sungguh senang rasanya kalau mempunyai tambatan hati.

Yusuf bukan saja orang yang elok parasnya, bagus budinya, benar hidupnya, menyenangkan dan sopan tingkah lakunya, tetapi ia jauh dari rasa dendam, ia penuh dengan rasa kasih sayang.  Suatu pribadi yang sempurna, yang jika hidup pada masa ini biasa saja menjadi tambatan hati setiap orang. 

Keluarga dikatakan sehat jika ada seorang bapa dan ibu menjadi tambatan hati anak-anaknya, seorang suami menjadi tambatan hati istrinya, sebaliknya seorang istri juga menjadi tambatan hati suaminya.

Bagi Yusuf keluargaa adalah tambatan hatinya. Ada banyak alasan yang menjadikan Yusuf sakit hati, kecewa, dan dendam kepada saudara-saudaranya,  namun hal itu tidak ada padanya. Karenanya setelah sekian lama tidak ketemu, muncul kerinduannya yang dalam untuk bertemu tambatan hatinya. Sampai suatu ketika saudara-saudaranya pergi ke Mesir.

Ia masih ingat wajah saudaranya dan sebaliknya mereka  tidak mengenalinya, dan dengan suatu upaya ia berusaha untuk memperkenalkan dirinya. Ada banyak cara yang dilakukan bagaimana caranya ia bisa berkumpul dengan tambatan hatinya terutama dengan ayah dan Benyamin adiknya.

Sama seperti Yusuf, Tuhan Yesus lebih dari itu,  Ia menjadikan kita menjadi tambatan hati-Nya. Ada banyak orang yang tidak mengerti bahwa kita adalah tambatan hati-Nya tetapi saatnya untuk memahami bahwa kitalah tambatan hati-Nya. Ia mau kita masuk dan tetap setia di dalam rancangan-Nya yang baik, supaya kelak kita selalu bersama-sama dengan Dia.

Renungan: Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk  menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan   tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke  tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. (Yohanes 14:2,3).     

Tambatkan hatimu pada Yesus Kristus, sebab Anda adalah tambatan hati-Nya.

No comments:

Post a Comment